SEJARAH PONDOK PESANTREN AL-ANWAR NGADIRENGGO

 

Pondok pesantren Al-Anwar, adalah sebuah pondok pesantren yang beralamat di RT 26 Desa Ngadirenggo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek. Di pondok pesantren yang diasuh oleh KH Ghufron Syamsuri ini, selain diselenggrakan pendidikan madarasah diniah dan tahfid, juga diselenggarakan pendidikan umum tingkat SLTP dan SLTA. Saat ini, di tahun 2021 jumlah santri kurang lebih 700 an santri, baik putra mau pun putri.

Pesantren dengan tiga lokal bangunan ini, jauh sebelum seperti yang tampak saat ini, telah melewati liku-liku perjalanan sejarah yang cukup panjang. Secara legalitas resmi terdaftar di akta notaris dan kemenkumham didirikan oleh KH Ghufron Syamsuri pada tahun 2005. Namun, sebelum dibadan hukumkan, telah berjalan sejak tahun 1992.

Sejarah awal berdirinya pondok pesantren Al Anwar, tidak terlepas dari perjalanan kehidupan KH Ghufron, selaku pendiri dan pengasuhnya. KH Ghufron, adalah alumni dari pondok pesantren Lirboyo Kediri. Selain dari basic pendidikan pesantren di Lirboyo, darah dari keluarga besar pesantren mengalir dalam diri KH Ghufron dari kakeknya, KH Mukri (Kyai Syafi’i) pendiri pondok pesantren As-Syafi’iah Ngetal Pogalan.

Pondok pesantren didirikan dengan nama Al-Anwar, yang merupakan bentuk jamak dari cahaya, sehingga berarti banyak cahaya atau cahaya-cahaya. Dengan harapan keberadaan pesantren dapat memberikan cahaya ilmu bagi para santri juga lingkungan sekitar, menjadi penerang dalam berkehidupan beragama, bersosial, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, agar memperoleh keselamatan dan kebahagiaan serta kemuliaan di dunia hingga akhirat. Secara kebetulan, mushola yang ada bernama Al Anwar, juga Kyai Ghufron merupakan cucu menantu dari Kyai Anwar. Sehingga selain sebab makna dari Al-Anwar sebagai cahaya cahaya, pemberian nama Al Anwar juga merupakan sebuah penghornatan pada kyai Anwar, kakek mertua kyai Ghufron, sekaligus kyai mushola Al Anwar, dan pewakaf tanah mushola juga lokal pertama bangunan pesantren. Sehingga, meskipun pesantren Al Anwar didirikan, diasuh dan dikelola sendiri oleh KH Ghufron, namun dikenal dalam pemahaman yang berkembang di sebagian kecil masyarakat sekitar, sebagai pondok pesantren Kyai Anwar.

Pada saat mengumpulkan tokoh masyarakat sekitar, ketika meminta doa restu, saat itu hadir di antaranya: Kyai Anwar, Bpk Sujud, bpk Mukani, bpk Muhtar, bpk Harun, juga bpk Sulam, yang ketika itu menanyakan bagaimana jika suatu saat pondok menjadi besar? Yang ketika itu dijawab kyai Anwar, bahwa jika pondok menjadi besar, kyai Anwar mewakafkan tanahntnya di tepian sungai, selatan jalan, di selatan mushola, untuk pondok.

Setelah menamatkan pendidikan di pondok pesantren Lirboyo Kediri, pada tahun 1991 KH Ghufron muda menikah dengan Nyai Umi Musyayadah, putri dari Bpk Sujud, cucu Kyai Anwar, Kyai di Mushola Al-Anwar Ngadirenggo. Di tahun pertama pernikahan, sebagai keluarga baru pada umumnya, KH Ghufron masih tinggal bersama mertua, dan sekali waktu tinggal bersama orang tuanya di Ngetal, dalam istilah jawa ya neng lor ya neng kidul.

Pada bulan sya’ban tahun 1992, mengingat sang istri dalam kondisi hamil tua anak pertama, kyai Ghufron mulai menetap bersama mertua di Ngadirenggo, untuk persiapan kelahiran anak pertama. Dan, setelah mendapat ijin dari mertua dan kakek mertua untuk melaksanakan pengkajian kitab Ikhyak Ulumuddin di Mushola Al Anwar, mulailah di bulan Ramadhan kyai Ghufron mengawali mengaji di Ngadirenggo dengan sekitar 10 santri, yang dilaksanakan di rumah teras mushola Al Anwar.

Pelaksanaan mengaji kitab lhyak tuntas di bulan Ramadhan, namun setelah bulan Syawal, para santri kembali datang, untuk mengaji Alquran. Menimbang keberadaan para santri, kyai Ghufron berinisiatif untuk mendirikan pondok pesantren, meminta ijin pada mertua dan kakek mertuanya, kemudian mengumpulkan beberapa tokoh masyarakat sekitar untuk minta doa restu. Mengingat keberadaan santri, tentu akan bersinggungan dengan sosial masyarakat sekitarnya

Sejak saat itu, mulailah didirikan bangunan pertama, sebuah bangunan kecil, menempel di sisi selatan mushola sebagai tempat para santri, yang sampai saat ini, meski telah dilakukan renovasi mushola berkali-kali, juga dibangun beberapa lokal baru, bangunan pertama tersebut masih tetap dipertahankan. Pada saat itu, beberapa santri pertama di antaranya Jupri Mustofa, Purwanto, Abdul Kholik, dan lainnya, termasuk di antaranya kyai Nur Kholik, yang kemudian hari menikah dengan Nyai Nurul Lailiyah, adik Nyai Umi Musyayadah, istri KH Ghufron.

 

Perjalanan pondok mengalami masa statis hingga tahun 2005, hanya memiliki sekitar 10 santri. Sampai pada bulan April 2005 kyai Ghufron memutuskan untuk membuat badan hukum pondok pesantren, dengan nama Yayasan Pondok Pesantren Al Anwar. Kemudian mulai mensyiarkan informasi, membuka kran pondok pesantren gratis, sehingga pada bulan September 2005 datang sekitar 30 an santri untuk mondok, dan mulailah didirikan bangunan di lahan wakaf pinggir sungai selatan mushola.

Nama sekolah Sunan Kalijaga, sebab langkah yang diambil KH Ghufron mendirikan sekolah formal adalah meneladani langkah Sunan Kalijaga dalam syiar agama, yaitu pada zaman dahulu dengan media gamelan, gending dan wayang sebagai sarana menarik berkumpulnya masyarakat, yang kemudian setelah berkumpul diberikan syiar agama Islam. Demikian pula alasan didirikan sekolah SMP dan MA Sunan Kalijaga, sebagai sarana menarik masyarakat untuk datang ke pesantren, dengan tujuan sekolah formal, yang setelah berkumpul diberikan pembelajaran agama Islam di pesantren. Secara kebetulan, lokasi pesantren juga di pinggir kali (sungai), juga tokoh muda yang membantu proses berdirinya sekolah, yaitu Bpk Zaenal Arifin, merupakan alumni Universitas Sunan Kalijaga Yogya.

Dengan keberadaan sekolah SMP dan MA, semakin banyak santri yang datang, sehingga diperlukan ruang-ruang baru yang lebih banyak sebagai asrama juga tempat belajar pendidikan umum dan diniah, maka dibangunlah gedung-gedung baru di lokasi baru, di utara mushola yang merupakan tanah milik kyai Ghufron pribadi, dan dilakukan rehabilitasi gedung menjadi berlantai 3 seperti saat ini.

Menimbang setelah ditelusuri, mayoritas santri yang datang hanya tamatan SD, maka pada tahun 2006 didirikan sekolah kejar paket B, agar para santri dapat memperoleh pembelajaran umum, dan penyetaraan pendidikan dengan ijazah setara SLTP, yang kemudian pada tahun 2008 dilanjutkan dengan didirikan pendidikan kejar paket C.

Perjalanan pesantren Al Anwar mulai semakin berkembang, semakin banyak diketahui dan diminati masyarakat, semakin banyak santri yang datang, sehingga pada tahun 2010, dihapus pendidikan paket B dan paket C, dengan didirikan sekolah SMP Plus Sunan Kalijaga. Dan pada tahun 2013 didirikan MA Plus Sunan Kalijaga, sebagai sarana menarik masyarakat, juga agar dapat menyeimbangkan pendidikan para santri, sehingga selain memperoleh pendidikan pesantren, juga memperoleh pendidikan umum.

Di tahun 2021, menimbang banyak permintaan dan usulan dari para wali santri untuk dibuka pendidikan tahfid quran, maka dibukalah pendidikan tahfid, dengan didirikan lokal ke 3, yaitu gedung baru beserta masjid di sisi selatan sungai, sebelah barat lokal 1. Sehingga di tahun 2021, pondok pesantren Al Anwar memiliki 3 lokal gedung yaitu lokal gedung asrama dan sekolah santri putra, lokal gedung dan asrama santri putri, lokal gedung santri tahfid dan masjid. Dengan dilaksanakan pembelajaran Madarasah diniah, SMP, MA, dan Tahfid, sebagaimana saat ini.

Demikian sekilas sejarah singkat pondok pesantren Al Anwar Pogalan, yang ditulis berdasar sumber wawancara dengan KH Ghufron Syamsuri selaku pendiri dan pengasuh ponpes Al Anwar, juga dengan wawancara bersama pelaku sejarah sebagai penyeimbang, yaitu Bpk Zaenal Arifin.

Sejarah singkat ini ditulis dengan tujuan, sebagai pencatatan autentik tentang sejarah, dengan harapan dapat dijadikan acuan sejarah yang benar hingga kemudian hari, agar tidak sampai terdapat kesimpang siuran juga pembelokan. sejarah. Sebab sejarah yang tidak dituliskan, hanya dari mulut ke mulut, cukup rentan dihawatirkan terjadi penyimpangan sejarah.

 

 

Berita Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed